Thursday, December 3, 2015

Istana di awan

Hmmm... Ffuuuhh... Aku mengambil nafas panjang, dan kembali ku lepaskan ke udara. Serasa aku baru saja kembali dari pertapaan selama ratusan hari.
Yah, aku kembali di dunia antah barantah ini. Dimana aku membangun istanaku sendiri. Mungkin ini lah yang ku sebut negeri atas awan. Dengan singgasana yang sulit di jangkau banyak orang, tapi mereka tahu aku ada di sana, sedang duduk sambil memikirkan nasib rakyatnya yang masih samar.
Sepertinya saya sudah sedikit berlebihan. Tapi yang pasti aku baru saja kembali. Dengan musim yang berbeda ku ingin menyapa mereka yang di sana. Yang selalu menanti kepulanganku dengan sabarnya. Tanpa lelah selalu menanyakan kabar. Sebenarnya aku hanya ingin mengatakan rindu, tapi serasa begitu malu. Hmm..
Ingin bercerita tentang pertapaanku yang tak selalu berjalan mulus. Ada-ada saja bisikan yang kadang membuatku terlintas 'sudah lah, menyerah saja. Nanti kau bisa bertapa juga di tempatmu yang baru. Atau di istanamu yang baru kau akan lebih fokus lagi'. Lagi-lagi ku harus hela nafas panjang, ketika jeritan-jeritan kemarahan itu bermunculan, karena mereka saja tang belum paham. Tapi aku masih di sini. Aku lega saat ini masih bisa berada di istana ini. Walaupun pertapaanku penuh dengan cobaan, tapi bukankah aku masih bisa bertahan karenanya. Tidak ada yang sia-sia nyatanya. Walau kini aku lebih sedikit berani, keluar dari pertapaan tanpa harus lari meninggalkan istana ini. Karena misi masih berjalan, dengan tekad yang belum padam.

Terimakasih ayah,ibu dan kakak-kakak ku. Kalian semua adalah motivasi terbesar hidupku. Terimakasih teman, yang telah setia menyediakan telinga untuk mendengar candaan yang tak begitu lucu itu. Semoga Allah persatukan kita semua di surga-Nya kelak. Aamiin

No comments:

Post a Comment