Bunga itu indah.
Makanya, wanita itu identik dengan bunga. Karena mereka suka dikatakan indah.
Tapi, tahukah sahabat??
Wanita bukan untuk disanjung, karena ia akan lena dibuatnya.
Wanita bukan untuk ditinggikan, karena ia akan sombong dibuatnya.
Wanita bukan pula untuk direndahkan, karena hatinya akan sakit dibuatnya.
Karena ia begitu lembut
Wanita itu cukup dijaga.
Jaga cintanya pada Allah
Jaga imannya pada agama
Jaga hatinya..
Jaga izzahnya..
Jaga kasihnya..
Jaga kepercayaannya..
Jaga apa yang ia punya..
Wanita terlalu mudah lupa.
Karena ia mendahulukan perasaan daripada logika.
Wanita, tidak butuh solusi.
Karena ia hanya ingin didengarkan.
Sahabat, bahagialah menjadi wanita yang indah karena kesholihannya. :)
Monday, September 30, 2013
Friday, September 27, 2013
This is I'm
Beda episode, tentu beda cerita. Karena kita diciptakan
dalam keadaan yang tak sama. Tapi, itu justru yang membuat hidup itu unik.
Yah, berbeda.
Karena beda itu adalah keunikan.
Kadang, kita menuntut ingin sama dengan orang lain, karena
sepertinya mereka tak punya masalah. Padahal, hidup itu membawa paketan yang
sama. Yang berbeda adalah cara kita menjalaninya. Apa ingin seperti oranglain
atau menjadi diri sendiri. Padahal yang mesti kita sadari, diri kita pribadi lah
yang unik, karena berbeda dengan yang lain.
Yah, lumayan pelik merangkai kalimat beda ini. Namun, ini
kerap terjadi pada kita yang tak bisa menerima kondisi karena suatu masalah.
Kita juga kadang pernah merasa lebih dibandingkan orang lain.
Padahal kelebihan juga merupakan paketan yang dibawa masing-masing kita. Belum
tentu kita bisa melakukan apa yang orang lain lakukan, begitupun sebaliknya.
Padahal, sebaik-baik kita adalah yang mengabdi pada Tuhan dan memimpin
diri sendiri serta orang lain menuju jalan kebenaran. Banyak yang telah
menyadarinya. Tapi, apa buktinya??
Kita sering tak bersyukur pada Sang Khaliq. Kita juga sering
lalai beribadah pada-Nya, bahkan dengan mudahnya meninggalkan apa yang telah
diperintahkan. Semua itu karena kesombongan yang mengunci hati hingga tak bisa
menerima kebenaran.
Sahabat, semua pilihan ada pada kita. Mau jadi diri sendiri
atau sama seperti orang lain. Mau bersyukur atau kufur, mau takwa atau fujur.
Semua terletak dalam genggaman kita.
Tetaplah jadi yang paling unik dengan tetap melakukan Titah
Tuhan.
Thursday, September 26, 2013
Explorer
Basa Counter |
Lintasan alam selalu menarik untuk dinikmati. Warna
kehidupan, yang membuat tarikan nafas menjadi lebih dalam.
Hmm.. Segeer!!
Hmm.. Segeer!!
Kali ini, aku mau ngajak teman-teman untuk ikut dalam
sebuah petualang. Menjelajah bersama dua orang temanku juga tentunya.
Ini adalah salah satu sisi bumi Sukaraja, Bengkulu. Sang alam
yang membuat mata tak puas untuk menatapnya. Sejuk dan mengembalikan kejernihan
pada pikiran yang lumayan stres akhir-akhir ini. Mhm..
Pagi-pagi kami sudah bersiap untuk explore beberapa tempat,
sambil bantu temen yang mau penelitian akhir di kebun karet dan sawah milik
keluarganya Bunga Rika. Kalo trip (ceilah, gayanya pake trip segala..ha) menuju
kebun karet, alhamdulillah lacar.. Tapi, kalau ke sawah, jalannya nggak nanggung-nanggung
nih.
Becek semuaaaa.......!!
Mungkin karena semalaman hujannya
cukup panjang. Kalau udah dapat jalan
becek yang lumayan panjang, Inga Siti yang aku bonceng pun harus turun. Kasian
sih dianya harus jalan, tapi mau gimana lagi .. (Manyun,HIHI). Setelah insident
naik turun motor, akhirnya lelah terobati juga dengan kesejukan memandang
hamparan yang menghijau. Jadi teringat kampung, hiks.. (Loh, kok malah nangis
yah??)
Lanjut deh.. Niat awalnya mau bantuin foto-foto tentang
hasil penelitian Bunga Rika. Eh, malah orangnya pada narsis mau difoto
terus-terusan..
Tapi aku nggak ya, kan jadi photographer-nya,hehe.
Bunga Rika dan Inga Siti |
Males ngikut, jadi motonya jauh-jauh.. hihi |
Jedar Jedar Badai..
Tuh, yang di atas bukan ada badai ya. Biar jadi moto baru
anak alay aja.. Wkwkwk *peace!!!..
Setelah check ‘n recheck semua hasil penelitian, kami pun
bergegas menuju pondokan yang sepertinya lumayan untuk berteduh. Masih ada
waktu satu jam lebih dari waktu zuhur, kami pun memanfaatkannya untuk rehat
sejenak. Aktivitas tidur-tiduran kami harus terpotong, karena sebentar lagi
sepertinya akan hujan.
Untuk perjalanan pulang, aku meminta gantian dengan Inga
Siti yang bawa motor. Ketika ia mau keluar menuju pematang, aku masih bersiap-siap
di pondokan.
Bruukk..
Kepalaku nongol dari balik pondokan. Eh, nggak taunya Inga
Siti nyungsep di sebelah pematang..
Waduh, waduh.. (panik + mau ketawa. Kok
bisa??)Untung aja ada bapak Bunga Rika yang lagi membersihkan pekarangan kebun
karetnya dengang segera membantu.
Perkiraan ternyata benar, kegelapan menyelimuti langit yang
memayungi kami. Alhamdulillah, kami menang sehingga sampai lebih dulu di rumah
daripada hujannya.Hihihi..
Tapi, mau nggak mau juga pada basah-basahan. Bawaan
oleh-oleh dari sawah, lumayan tebal. Jadi harus segera dicuci tuh vario,
sekalian orangnya.haha..
Walaupun capek sangad, tapi serruuuuuuuuuuuuuuuuuu.....!!!
Ini petualanganku kali ini. Apa petualanganmu?? wkwk
Tuesday, September 24, 2013
The Rainbow Of Life
Di kepahyang, Bengkulu. Rihlah ke kebun teh |
Kebun Teh Kebawetan, Kepahyang |
One million facts of hopes
As the hunter of desire
They said ‘don’t be afraid with bad wolves
Till the time will fetch entire’
The rainbow of life
Like a handfull word in my hope
Like a color of step is one of my future
I realize, get the star is not the aim to top
But, just about how to appreciate
All the thing that i have been rife
It’s my rainbow life It’s my wonderful thing
It’s my lovely sing
It’s my enchanted wing
I’ll be proud to be me
I’ll not afraid again to face the rainy
With all my weakness and the strength of
I promise to the God
To spread the human being a love
To string a harmony in our life
Monday, September 23, 2013
Beasiswa Part 3
Pasca tragedi hasil
Ujian Nasional itu, aku dan teman-temanku pun tetap harus melanjutkan pendidikan. Mau tak mau, Sita Indiva dan Medita harus rela menggantikan lembaran ijazah belajarnya selama tiga tahun, digantikan dengan sehelai ijazah paket B. Tapi itu bukan halangan untuk menuju sukses. Aku yakin, dengan atau tanpa ijazah, kita semua bisa sukses. Asalkan kita mau terus berikhtiar.
**
Setelah mengetahui nilai ujianku yang ternyata masuk 10 besar, semangatku menggebu-gebu untuk bisa melanjutkan pendidikan ke SMA terbaik dan favorite di Mukomuko, tempatku berada. Dengan harapan, kualitas dan kuantitas belajarku semakin baik. Hanya saja, dikarenakan tempatnya agak jauh dari keberadaanku, aku tidak diizinkan bolak-balik dari rumah ke sekolah. Bahkan, aku mengutarakan pada mereka akan mengontrak kos-kosan saja bersama teman-temanku yang lain, ternyata orangtuaku pun masih berat untuk melepaskanku.
Akhirnya, aku masuk SMA N 2 Lubuk Pinang, yang paling dekat dengan segala kepasrahan. Tapi, bukan berarti aku harus pasrah dengan keadaan. Berharap saja, semoga sekolah yang masih sangat muda didirikan ini, bisa menjadi partner belajar yang mencerdaskan.
**
Setelah mengetahui nilai ujianku yang ternyata masuk 10 besar, semangatku menggebu-gebu untuk bisa melanjutkan pendidikan ke SMA terbaik dan favorite di Mukomuko, tempatku berada. Dengan harapan, kualitas dan kuantitas belajarku semakin baik. Hanya saja, dikarenakan tempatnya agak jauh dari keberadaanku, aku tidak diizinkan bolak-balik dari rumah ke sekolah. Bahkan, aku mengutarakan pada mereka akan mengontrak kos-kosan saja bersama teman-temanku yang lain, ternyata orangtuaku pun masih berat untuk melepaskanku.
Akhirnya, aku masuk SMA N 2 Lubuk Pinang, yang paling dekat dengan segala kepasrahan. Tapi, bukan berarti aku harus pasrah dengan keadaan. Berharap saja, semoga sekolah yang masih sangat muda didirikan ini, bisa menjadi partner belajar yang mencerdaskan.
“kwalitas itu tak
selalu ditentukan karena sekolah yang favorit atau tidak. Itu tergantung pada kita mau belajar
sungguh-sungguh atau tidak,” Petuah kakakku itu masih terngiang-ngiang sampai sekarang.
Kadang, masih
terpikirkan nasihat guru matematikaku, Pak Hardy yang mengatakan ‘kalau kita
berkumpul dengan orang yang pintar, maka kita akan ikut pintar pula, begitupun
sebaliknya’.
Namun, mematuhi
orangtua menjadi pilihanku. Alhasil, aku bisa mendapat beasiswa untuk peringkat 7 besar nilai
Ujian Nasional tertinggi di SMA N 2 Lubuk Pinang. Rezeki pertama itu, memang tak pernah disangka-sangka.
Baru kusadari, ini lah yang
terbaik. Disini, mungkin saatnya membangun citra belajar sungguh-sungguh adalah poin utama. Aku pun mulai optimis di sekolah yang baru tiga tahun diresmikan menjadi sekolah negeri itu..
Aku akan menunjukan
kesungguhanku untuk menuntut ilmu walaupun dengan keterbatasan fasilitas.
Alhamdulillah berkat
semangat dari keluarga, semester pertama saya mendapatkan rangking satu di
kelas. Tampaknya semakin hari semakin membuatku bersemangat untuk belajar. Bersaing secara sehat dan tidak mencotek adalah bagian dari pendirian yang aku harus tetap kupegang. Kadang harus sakit hati dan cemburu pada mereka yang begitu mudahnya melihat jawaban di buku dan contekan lainnya. Kadangpun harus lelah mendengar kata "pelit", karena tak mau membagikan jawaban. Padahal, kadang walaupun aku pernah tak belajar dalam menghadapi ujian sekalipun, aku tak takut salah dalam menjawab. Karena aku cukup puas dengan hasil yang lebih rendah dari teman-teman, karena itulah hasil belajarku. Tapi, optimisme tak boleh lekang untukku terus belajar jika ada kesempatan. Bisa jadi, karena kesibukan ekstra yang bertambah, kadang aku mulai down dan terlalu asyik bermain diluar.
Di semester kedua, aku ternyata turun peringkat menjadi rangking dua dengan selisih nilai yang sangat kecil.
Di semester kedua, aku ternyata turun peringkat menjadi rangking dua dengan selisih nilai yang sangat kecil.
Tapi, sudah lah.
Kekecewaan bukan untuk dikenang. Setelah kenaikan akan ada persimpangan jurusan
yang harus dipilih. Aku melihat nilaiku yang rata-rata tinggi di nilai eksak.
Tanpa berpikir panjang, aku pun memilih jurusan IPA. Setelah disatukan dalam
satu kelas XI IPA, ternyata didalamnya berkumpul para juara kelas dari A sampai
E.
Aku tak tahu kenapa, selera
belajarku kemudian menjadi biasa-biasa saja, kecuali di beberapa mata pelajaran
seperti bahasa inggris, agama dan matematika. Aku mulai menyibukan diri dengan terus menambah
ekstra yang kata orangtuaku hanya mengahabiskan waktu dengan sia-sia.
Dengan adanya ekstra ini, harapanku bukan hanya untuk membuatku tidak terlalu kecewa jika peringkatku akan turun lagi, seperti semester sebelumnya.Tapi, aku yakin
dengan hobi baru ini aku akan banyak memperoleh ilmu. Baik itu dari organisasi
sekolah maupun kegiatan ekstra sekolah seperti OSIS, PIK KRR, PMI, PBB, Pramuka
dan Atletik volly putri dan tidak ketinggalan les bahasa inggris.
Full time in the school..
Semua kulakukan dengan kesungguhan, walaupun aku menghabiskan waktu dari hari senin sampai minggu tanpa istirahat. Biarlah aku tak punya waktu berdandan untuk mempercantik diri seperti remaja yang lain. Yang ada di benak adalah bagaimana bisa membanggakan orangtuaku.
Full time in the school..
Semua kulakukan dengan kesungguhan, walaupun aku menghabiskan waktu dari hari senin sampai minggu tanpa istirahat. Biarlah aku tak punya waktu berdandan untuk mempercantik diri seperti remaja yang lain. Yang ada di benak adalah bagaimana bisa membanggakan orangtuaku.
Alhamdulillah semua
yang kujalani mendapatkan penghargaan yang baik. Aku bisa menjadi delegasi
lomba volly putri tingkat kabupaten, bisa melihat kota metropolitan tanpa biaya
dari orangtua dalam delegasi kabupaten untuk Raimuna Nasional 2008, Juara I
Lomba Bahasa Inggris Tingkat sekolah yang diadakan
ikatan alumni SMA 02 Lubuk Pinang yang
berkuliah di UNIB. Dan tak kalah penting aku juga
mendapatkan juara 1 lomba sains mata pelajaran TIK tingkat kabupaten, dan
dibiayai untuk bersaing tingkat provinsi oleh pemerintah kabupaten. Yang
membuat aku senang, aku bisa membanggakan orangtua dengan hal kecil ini. Love U
my Family
Beasiswa Part 2
Segera saja aku mengajak
Sita ke rumah Sita Indiva dan Medita. Ternyata dugaanku benar. Sita Indiva yang
tidak lulus. Bahkan Medita pun juga tak lulus?? Sangat sulit untuk kupercaya..
‘permainan macam apa ini??’, batinku.
Sungguh ironi!! Melihat kedua sahabatku yang tak berdaya itu, aku tak sanggup menahan buliran panas yang membasahi pipi. Terselip do'a dan motivasi untuk tetap tegar yang bisa terucap kini. Padahal, mereka bukan
orang yang bodoh ataupun nakal,apalagi pemalas, bahkan mereka termasuk siswa yang berprestasi di kelas dan juga mengharumkan nama
sekolah. Tapi, apa yang bisa diperbuat kalau sudah begini?? Aku hanya bisa ikut
menyesali aturan yang sungguh tidak adil ini. Tiga hari ujian nasional bisa
menggagalkan semua hasil yang telah diraih selama tiga tahun. Sungguh sangat
disayangkan, bukan?
**
Di rumah, semua orang
menunggu. Aku melihat motor Ayah, berarti beliau sudah pulang. Saya mengucap
salam dan langsung masuk rumah. Ayah keluar dari dapur.
“Ayah tadi ke SMP, tapi
kata Pak Hardy amplopmu sudah diambil ya?,”tanyanya penuh antusias
Sepertinya ayah
langsung konfirmasi. Takut-takut kalau aku bakal ngambek duluan.
“Dodo yang ngambilkan.
Nih..”sodorku padanya dengan agak cuek.
“Ayah sudah tahu.
Bahkan nilaimu sudah dikasih tahu sama Pak Hardy,”
“ohya? Emang berapa
nilainya, Yah?” sahutku penasaran
“Rata-rata tujuh ke atas semua, lupa ayah tepatnya berapa.”
Aku pun meninggalkan Ayah menuju kamar dengan senyum mengembang.Ternyata hasil jerih payahku tak sia-sia. Walaupun tak mendapatkan nilai sempurna, nilai itu lebih dari cukup atas hasil dari belajar ekstraku selama ini. Dan lagipun, nilai itu kugenggam dengan penuh kesungguhan dan hasil kerja yang fair.
To be continued..
To be continued..
Subscribe to:
Posts (Atom)