Thursday, October 31, 2013

KEUTAMAAN ISTIGHFAR DAN DZIKIR




١٠٤ – اِنَّ الشَّيْطَانَ قَالَ : وَعِزَّتِكَ يَارَبِّ لاَاَبْرَحُ اَغْوِى عِبَادَكَ مَادَامَتْ اَرْوَاحُهُمْ فِى اَجْسَادِهِمْ ، فَقَالَ رَبُّ تَبَارَكَ وَتَعَالٰى: وَعِزَّتِىْ وَجَلاَ لِىْ لاَاَزَالُ اَغْفِرُ لَهُمْ مَا اسْتَغْفَرُوْلِىْ
          Sesungguhnya syetan berkata: “Demi Kemuliaan-Mu Wahai Tuhanku, tidak henti-hentinya aku menyesatkan hamba-hamba-Mu selama ruh  mereka berada dalam jasad mereka.” Lalu Tuhan Yang Maha Luhur berfirman: “Demi Kemuliaan dan Keagungan-Ku, Aku tidak henti-hentinya mengampuni mereka selama mereka memohon ampun kepadaku.”

          Hadits itu diriwayatkan oleh Al-Hakim (4/261), Al-Baihaqi dalam Al-Asma (hal. 134) dari Abi Sa’id t bahwa Rasulullah r bersabda:  (Kemudian dia menyebutkan hadits di atas).

          Selanjutnya Al-Hakim menilai :

          Hadits ini shahih sanadnyadan penilaian tersebut juga disepakati oleh Adz-Dzahabi, namun hal itu masih sedikit mengandung keraguan. Karena Darraj, menurutnya adalah lemah, sebagaimana keterangan yang akan datang.

          Hadit itu juga diriwayatkan oleh Ibnu Luhai’ah dan Darraj dan menambahkan  wartifa’u makani (dan demi ketinggian kedudukan-Ku)

          Hadits itu dikeluarkan oleh Al-Baghawi dalam Syarhus-Sunnah (1/146)  dan Imam Ahamd (3/29) dengan tanpa ada tambahan tersebut. Sedang Adz-Dzahabi juga mengambilnya dalam Al-‘Uluwwi (hal. 116) dari sisi ini, dia tidak menyandarkannya pada seorangpun dan mengatakan:

          Darraj adalah lemah.”    

          Saya berpendapat: “Illat penambahan ini adalah dari Ibnu Luhai’ah, yakni dari pencampurannya sendiri. Bukan dari Darraj. Karena sebagaimana telah saya lihat bahwa Amr bin Al-Harits telah meriwayatkan hadits itu dari Darraj tanpa tambahan tersebut.”

          Hadits itu juga dikuatkan oleh hadits lain yang ditakhrij oleh Imam Ahamd (3/29/41) dari jalur Laits, dari Yazid bin Al-Hadi, dari Amr, dari Abi Sa’id Al-Khudri secara marfudengan matan:

          Sesungguhnya iblis telah berkata kapada Tuhannya: “Demi kemuliaan dan keagungan-Mu, tidak henti-hentinya aku menyesatkan anak Adam selama nyawa ada pada mereka.” Kemudian Allah berfirman: “Maka demi Kemuliaan dan Keagungan-Ku, tidak henti-hentinya Aku mengampuni mereka selama mereka memohon ampun kepada-Ku.”

          Saya berpendapat: Hadits ini semua sanadnya adalah terpercaya tsiqah dan dipakai oleh Bukhari-Muslim. Hanya saja terputus di antara Amr, yakni Ibnu Abi Umar, seorang budak yang dimerdekakan oleh Al-Muthalib, dan Abi Sa’id Al-Khudri. Mereka sungguh tidak menyebutkan Amr meriwayatkan dari kalangan para sahabat, kecuali Anas bin Malik, yang jauh baru meninggal setelah Abu Sa’id. Adapun Abu Sa’id sendiri wafatnya menurut riwayat yang paling banyak, pada tahun 75 H. Sedangkan Anas bin Malik wafat pada tahun 92 H atau menurut riwayat yang lain pada tahun 93 H.

          Hadits ini juga diriwayatkan oleh Al-Haitsami dalam Al-Majma (10/207) dengan lafazh Imam Ahmad dan dia menyebutkan:

          Imam Ahmad dan Abu Ya’la telah meriwayatkan hadits tersebut dengan sanadnya. (Kemudian Al-Haitsami menyebutkan):

          Tidak henti-hentinya aku menyesatkan hamba-hamba-Mu”. Demikian pula Ath-Thabrani meriwayatkan dalam Al-Ausath. Dan dalam salah satu sanad Imam Ahmad, para perawinya adalah perawi-perawi yang shahih. Demikian pula salah satu sanad Abi Ya’la.

          Seolah-olah Al-Haitsami tidak melihat adanya keterputusan yang telah saya sebutkan tadi. Saya katakana ini atas dasar bahwa perkataan seorang muhaddits (ahli hadits) mengenai suatu hadits yang semua perawinya shahih atau tsiqah, atau yang sejajar dengan itu, tidak menjamin keshahihan sanadnya. Hal ini memang agak berbeda dengan apa yang disangka sebagian orang. Dalam persoalan ini, Al-Hafizh Ibnu Hajar telah menetapkan seperti yang telah kita sebutkan tadi. Dalam At-Talkhish(ha. 239), setelah menyebutkan hadits lain, dia mengatakan:

          “Para perawi yang tsiqah belum tentu menjamin nilai shahih. Karena bisa saja seorang perawi itu kabur penglihatannya hingga tertipu dan tidak dapat menyebutkan kesalahan yang sebenarnya ada.”

١٠٥لَقَيْتُ اِبْرَاحِيْمَ لَيْلَةَ اُسْرِيَ بِىْ ، فَقَالَ : يَا مُحَمَّدُ اَقْرِىْ أُمَّتَكَ مِنِّى السَلاَمَ ، وَاَخْبِرْهُمْ اَنَّ الْجَنَّةَ طَيِّبَةُ التُّرْبَتىِ عَذْبَتُ الْمَاءِ ، وَاِنَّهَا قِيْعَانٌ ، غَرَاسُهَا سُبْحَنَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ وَلاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ ، وَاللهُ اَكْبَرُ .
          Aku berjumpa Ibrahim di malam aku di isra’kan. Lalu dia berkata: Wahai Muhammad, sampaikan kepada umatmu salam dariku dan kabarkan kepada mereka bahwa surga itu baik tanahnya, manis airnya dan sesungguhnya ia merupakan lembah, tanamannya adalah: “Subhana Allah wal Hamdulillah wa Laa Ilaha Illa Allahu wa Allahu Akbar (Maha Suci Allah segala puji bagi Allah tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar).”

          Hadits itu ditakhrij (dikeluarkan) oleh At-Tirmidzi (2/258-Bulaq), dari Abdurrahman bin Ishaq dari Al-Qasim bin Abdurrahman dari Ibnu Mas’ud secara marfudan At-Tirmidzi mengatakan:

          Hadits ini hasan gharib dari segi yang ini, yaitu dari hadits Ibnu Mas’ud.”

          Saya berpendapat: “Adapun Abdurrahman bin Ishaq, telah disepakati, adalah lemah. Namun yang menguatkannya adalah dua pendukung (syahid) dari hadits Abu Ayub Al-Anshari dari hadits Abdullah bin Umar.”

          Adapun hadits Abu Ayub adalah dari jalan Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Umar, dari Salim bin Abdullah: “Telah mengabarkan kepadaku Abu Ayub Al-Anshari:

          Sesungguhnya Rasulullah r pada malam di-isra’-kan melewati Ibrahim yang kemudian bertanya, “Siapakah yang bersama kamu wahai Jibril?” Jibril menjawab: “Ini Muhammad.” Lalu Ibrahim berkata kepada Muhammad, “Perintahkan kepada umatmu agar mereka memperbanyak tanaman surga. Sesungguhnya debunya suci dan tanahnya luas.” Rasul r bertanya, “Apakah tanamana surga itu?” Ibrahim menjawab, “Laa Haula walaa Quwwata Illah Billah” (tidak ada daya upaya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah).

          Hadits ini dikeluarkan (ditakhrij) oleh Imam Ahmad (5/418), Abubakar Asy-Syafi’i dalam Al-Fawa’id (6/65/1), dan Ath-Thabrani seperti dalam Al-Majma (10/97) menyebutkan: “Para perawi Imam Ahmad adalah perawi-perawi shahih, kecuali Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Umar bin Khaththab. Dia tsiqah dan tidak seorang pun yang menentangnya. Demikian pula Ibnu Hibban menganggapnya tsiqah.”

          Saya berpendapat: Karena Ibnu Hibban telah menilainya tsiqah, maka dia mentakhrijnya di dalam Shahih-nya, seperti Ath-Targhib (2/265) menyandarkannya kepada Ibnu Abi Dun-ya beserta Imam Ahmad. Dia juga mengatakan :Sanad hadits ini hasan.”

          Saya berpendapat: Menurut saya dalam hal ini terdapat kata nadhrun (sesuatu yang meragukan). Seperti yang telah beberapa kali saya tegaskan bahwa penilaian tsiqah oleh Ibnu Hibban disitu adalah sebelumnya, maka hadits tersebut adalah La ba’sa bih (tidak mengapa)/

          Adapun hadits Ibnu Umar ditakhrij oleh Ibnu Abi Dun-ya, dalam bab Dzikir, dan Ath-Thabrani dengan lafazh:

          Perbanyakanlah tanaman surga. Sesungguhnya surga itu manis airnya, bagus tanahnya, maka perbanyaklah tanamannya. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah tanamannya?” Dia menjawab: “Masya Allah Laa haula walaa quwwata illa billah” (sesuatu yang telah dikehendaki Allah. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).

          Demikian apa yang telah disebutkan oleh Ibnu Abi Dun-ya dalam At-Targhib, namun tidak memberi komentar apapun. Sedangkan Al-Haitsami juga mengambilnya dari riwayat Ath-Thabrani tanpa perkataan MasyaAllah  dan dia berkata (10/98): Di sini ada Uqbah bin Ali, dan ia adalah dha’if. Qi’an (قِيعان ) adalah bentuk jamadari qa’in (قاع ), artinya tempat yang tinggi dan luas dalam suatu lembah dari bumi yang disirami air langit, kemudian ia dapat menahan air tersebut hingga dapat menumbuhkan tanaman-tanamannya.


****


Monday, October 28, 2013

Kuasa Allah

Mari sejenak kita mengambil hikmah dari beberapa kisah. Yang tertulis dalam kitab Al-Qur'an dalam surat Albaqarah ayat 259.

"Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapa lama kamu tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya telah tinggal di sini sehari atau setengah hari". Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berobah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging". Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) dia pun berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu".

Dan adapula kisah Nabi Ibrahim yang meminta bukti bagaimana Allah menghidupkan orang mati. Kisah ini disampaikan di ayat selanjutnya; Albaqarah ayat 260.

"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah padaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati". Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu?". Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)". Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cingcanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera". Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

Maka. sungguh telah nyata kebenaran Kuasa Allah terhadap segala sesuatu, apalagi tentang mematikan dan menghidupkan kembali kita nantinya.
Wallahu'alam.

Iman



Ketika menjadi Pengusaha, jadilah pengusaha yang beriman.
Maka, ekonomi rakyat akan stabil
Ketika menjadi Dokter, jadilah dokter yang beriman.
Maka, berobat bukan lah suatu momok yang menekan biaya tinggi
Ketika menjadi Tentara, jadilah tentara yang beriman.
Maka, negeri yang ditempati akan aman
Ketika menjadi Guru, jadilah guru yang beriman.
Maka, generasi penerus menjadi berkualitas
Ketika menjadi Kepala negara, jadilah kepala negara yang beriman
Maka, semua masalah akan mudah terselesaikan..

Mau jadi apapun, tetaplah beriman pada Allah SWT..

Tuesday, October 22, 2013

Muslimah

Jadi muslimah nggak mesti seadanya, apalagi sekumalnya. Cape' dhe..
Karena islam itu indah dan menyukai keindahan. Asal tak berlebihan, kita boleh merawat diri, sebagai anugerah dari Allah SWT.

Ingat dengan seorang laki-laki islam yang menggunakan baju yang kumal alias kotor dan ia berjalan menunduk pada masa Khalifah Umar? Bukankah Umar ra., memarahi lelaki tersebut karena menggunakan pakaian yang tidak bersih dan rapi, karena Islam itu indah dan juga bersih. Dan berjalan tegaplah, karena jangan terlalu menampakan kita orang yang tawadhu', sehingga nanti akan jatuh pada kesombongan dan riya dalam beribadah.

So, ladies. Bersih dan indah itu perlu, apalagi ketika beribadah khusus pada Allah. Asal jangan berlebihan ya sobat..

Wallahu a'laam.

Monday, October 21, 2013

Maju

Berderap maju dengan cepat
Melangkah tegap setiap saat.


Malaysia, Singapur Or Australia..

Aamiin aamiin ya Rabbal 'alaamiin.

Thursday, October 3, 2013

Struggle



Aku harus tetap berjalan dititian yang sangat genting ini..
walau tempatku berpijak seakan tak sanggup menanggung beratnya beban
Aku harus tetap menyusuri lorong yang sangat sempit ini..
walau jalannya tak memberi ruang yang lebih untukku bisa berhenti sejenak..

lelah... tapi aku harus ingat kelelahan ini segera akan terobati..
Karena akan ada manisnya hasil yang tak akan sirna untuk menemani
Gundah.. takut tak mampu kutempuh lorong ini..
tapi aku tahu jalan ini adalah perjuangan... karena tidak akan ada kehidupan tanpa perjuangan..

perjuangan....
Aku akan berkata itu adalah langkah perjuangan
Meniti sisi kehidupan kelam dan mengubahnya menjadi harapan baru yang terang..
Dan aku akan berkata itu lah jalanku
Hingga kesempitan itu akan aku ubah menjadi kenikmatan mencari cintaNya..


"puisi ini kutulis tahun 2012 silam. sebagai jejak penguat rasa lelah. Ketika lelah, kukembali melihatnya. Ada ketenangan, seperti hilangnya beban. Sama, seperti saat kutuliskan ia pada lembaran rahasia."

The True Wish

Aku baru saja kembali membuka idaily dairy. Sudah lama sekali rasanya aku tak mengungkapkan perasaanku padanya. Usang.. Mungkin saja bisa begitu kalau ia berbentuk kertas. Tapi, untunglah ia hanya aplikasi rahasia yang di dalamnya mengandung banyak cerita. Cerita tentangku. Sehingga, ia tak berdebu walau harus membisu.

Setelah Cek 'n ricek, aku menemukan beberapa list yang tepat k tulis pada tanggal 1 january 2013. Wow, subhanallah..

Dari 10 mimpi besar itu, 6 di antaranya telah dicapai dengan baik. Maha Besar Allah yang memberi kemampuan pada hamba-Nya yang lemah ini.
Targetan ini seperti mimpi yang dulunya tak akan mengira akan tercapai. Tapi, itu lah keajaiban do'a dan usaha. :)

Jangan takut bermimpi. Mulai dari mimpi, kita mempunyai strategi. Dari strategi, kita punya energi untuk menjalaninya.
Wujudkan dan selami mimpi itu.

Nothing impossible, impossible is nothing... Insyaallah.. :)

Tuesday, October 1, 2013

Qur'ani

Hiduplah bersama Al-qur'an, maka ia akan membersamai kita dalam kehidupan.

Ada beberapa tuntunan yang bisa membuat kita dekat dengan Alqur'an, yaitu
1. Tilawah, membaca Alqur'an dengan tartil secara kontinyu
2. Taddabur, memahami isinya dengan mengetahui artinya
3. Tafsir, membaca tafsirnya sehingga kita tahu sebab-sebab diturunkannya kalam Allah tersebut.
4. Tahfidz, menghafal dan menjaga hafalan.
5. Terapan, berprilaku sesuai dengan tuntunan Al-qur'an.

Kali ini, ane akan membahas sedikit tentang cara menghafal Al-qur'an. Yaitu:


-         -  Baca bab niat (Niat karena Allah)
-         -  Sering-sering do’a setelah adzan dikumandangkan (berdo'a agar diberikan kemudahan oleh Allah SWT)
-         -  Minta do’a orang tua
-          - Berdo’a setelah tahajud
-          - Jangan menjadikan waktu sisa untuk menghapal
-          - Do’a kan teman, maka malaikat akan mendo’a kan kita
-          - Menghapal waktu subuh
-          - Menghapal minimal butuh waktu 1,5 jam.
       - Perbanyak tilawah
-          - Tasmi’,hasil hafalan didengarkan pada teman agar tiada kesalahan dalam pembacaan.
-         -  Muraja’ah, mengulang hapalan dari awal sampai akhir
-           
 Itu adalah taujih singkat yang diberikan oleh Al-ustadz pondok ketika awal mula ane dan teman-teman memutuskan untuk menghafal Al-qur'an. Semoga Allah mempermudahkan kita yang ingin mengahafal Al-Qur'an.

Karena ia akan memberikan kita syafa'at di hari akhir nantinya. Bahkan, para penghafal diistimewakan, sebagai keluarga Allah di muka bumi ini. Tertarik bukan??

Ayo mulai dari sekarang. one ayah/verse one day..

Break a leg for all.. :)