Monday, September 23, 2013

Beasiswa Part 3


Pasca  tragedi hasil Ujian Nasional itu, aku dan teman-temanku pun tetap harus melanjutkan pendidikan. Mau tak mau, Sita Indiva dan Medita harus rela menggantikan lembaran ijazah belajarnya selama tiga tahun, digantikan dengan sehelai ijazah paket B. Tapi itu bukan halangan untuk menuju sukses. Aku yakin, dengan atau tanpa ijazah, kita semua bisa sukses. Asalkan kita mau terus berikhtiar.
**
Setelah mengetahui nilai ujianku yang ternyata masuk 10 besar, semangatku menggebu-gebu untuk bisa melanjutkan pendidikan ke SMA terbaik dan favorite di Mukomuko, tempatku berada. Dengan harapan, kualitas dan kuantitas belajarku semakin baik. Hanya saja, dikarenakan tempatnya agak jauh dari keberadaanku, aku tidak diizinkan bolak-balik dari rumah ke sekolah. Bahkan, aku mengutarakan pada mereka akan mengontrak kos-kosan saja bersama teman-temanku yang lain, ternyata orangtuaku pun masih berat untuk melepaskanku.
Akhirnya, aku masuk SMA N 2 Lubuk Pinang, yang paling dekat dengan segala kepasrahan. Tapi, bukan berarti aku harus pasrah dengan keadaan. Berharap saja, semoga sekolah yang masih sangat muda didirikan ini, bisa menjadi partner belajar yang mencerdaskan.

“kwalitas itu tak selalu ditentukan karena sekolah yang favorit atau tidak. Itu tergantung pada kita mau belajar sungguh-sungguh atau tidak,” Petuah kakakku itu masih terngiang-ngiang sampai sekarang.

Kadang, masih terpikirkan nasihat guru matematikaku, Pak Hardy yang mengatakan ‘kalau kita berkumpul dengan orang yang pintar, maka kita akan ikut pintar pula, begitupun sebaliknya’.
Namun, mematuhi orangtua menjadi pilihanku. Alhasil, aku bisa mendapat beasiswa untuk peringkat 7 besar nilai Ujian Nasional tertinggi di SMA N 2 Lubuk Pinang. Rezeki pertama itu, memang tak pernah disangka-sangka.
Baru kusadari, ini lah yang terbaik. Disini, mungkin saatnya membangun citra belajar sungguh-sungguh adalah poin utama. Aku pun mulai optimis di sekolah yang baru tiga tahun diresmikan menjadi sekolah negeri itu.. 

Aku akan menunjukan kesungguhanku untuk menuntut ilmu walaupun dengan keterbatasan fasilitas.
Alhamdulillah berkat semangat dari keluarga, semester pertama saya mendapatkan rangking satu di kelas. Tampaknya semakin hari semakin membuatku bersemangat untuk belajar. Bersaing secara sehat dan tidak mencotek adalah bagian dari pendirian yang aku harus tetap kupegang. Kadang harus sakit hati dan cemburu pada mereka yang begitu mudahnya melihat jawaban di buku dan contekan lainnya. Kadangpun harus lelah mendengar kata "pelit", karena tak mau membagikan jawaban. Padahal, kadang walaupun aku pernah tak belajar dalam menghadapi ujian sekalipun, aku tak takut salah dalam menjawab. Karena aku cukup puas dengan hasil yang lebih rendah dari teman-teman, karena itulah hasil belajarku. Tapi, optimisme tak boleh lekang untukku terus belajar jika ada kesempatan. Bisa jadi, karena kesibukan ekstra yang bertambah, kadang aku mulai down dan terlalu asyik bermain diluar.
Di semester kedua, aku ternyata turun peringkat menjadi rangking dua dengan selisih nilai yang sangat kecil.
Tapi, sudah lah. Kekecewaan bukan untuk dikenang. Setelah kenaikan akan ada persimpangan jurusan yang harus dipilih. Aku melihat nilaiku yang rata-rata tinggi di nilai eksak. Tanpa berpikir panjang, aku pun memilih jurusan IPA. Setelah disatukan dalam satu kelas XI IPA, ternyata didalamnya berkumpul para juara kelas dari A sampai E.
Aku tak tahu kenapa, selera belajarku kemudian menjadi biasa-biasa saja, kecuali di beberapa mata pelajaran seperti bahasa inggris, agama dan matematika. Aku mulai menyibukan diri dengan terus menambah ekstra yang kata orangtuaku hanya mengahabiskan waktu dengan sia-sia.
 Dengan adanya ekstra ini, harapanku bukan hanya untuk membuatku tidak terlalu kecewa jika peringkatku akan turun lagi, seperti semester sebelumnya.Tapi, aku yakin dengan hobi baru ini aku akan banyak memperoleh ilmu. Baik itu dari organisasi sekolah maupun kegiatan ekstra sekolah seperti OSIS, PIK KRR, PMI, PBB, Pramuka dan Atletik volly putri dan tidak ketinggalan les bahasa inggris. 
Full time in the school..  
Semua kulakukan dengan kesungguhan, walaupun aku menghabiskan waktu dari hari senin sampai minggu tanpa istirahat. Biarlah aku tak punya waktu berdandan untuk mempercantik diri seperti remaja yang lain. Yang ada di benak adalah bagaimana bisa membanggakan orangtuaku.
Alhamdulillah semua yang kujalani mendapatkan penghargaan yang baik. Aku bisa menjadi delegasi lomba volly putri tingkat kabupaten, bisa melihat kota metropolitan tanpa biaya dari orangtua dalam delegasi kabupaten untuk Raimuna Nasional 2008, Juara I Lomba Bahasa Inggris Tingkat sekolah yang diadakan ikatan alumni SMA 02 Lubuk Pinang yang berkuliah di UNIB. Dan tak kalah penting aku juga mendapatkan juara 1 lomba sains mata pelajaran TIK tingkat kabupaten, dan dibiayai untuk bersaing tingkat provinsi oleh pemerintah kabupaten. Yang membuat aku senang, aku bisa membanggakan orangtua dengan hal kecil ini. Love U my Family

No comments:

Post a Comment